Meskipun lebih dari 1400 tahun lalu Allah melalui ayat-ayat Al-Qur’an
telah memberitahukan bahwa madu sebagai obat, baru beberapa tahun
belakangan para ilmuwan membuat berbagai penelitian mengenai kemampuan
madu sebagai obat.
Salah satu peneliti yang sangat mendalami masalah madu ini adalah
Peter Nolan seorang ahli riset biokimia dari The University of Waikato –
New Zealand.
Peter Nolan mempunyai cerita favorit
mengenai keandalan madu sebagai antibiotik ini, yaitu berdasarkan
pengalaman langsung yang dialami seorang remaja Inggris berusia 20
tahun yang luka di tangannya tidak mempan diobati oleh berbagai jenis
antibiotik.
Remaja ini kemudian mendengar tentang pengobatan dengan madu dan
minta dokternya untuk mengobati dengan madu. Karena berbagai cara telah
dilakukan, maka tim dokterpun tidak keberatan untuk mencoba cara lain
dengan madu ini. Setelah pengobatan dengan madu berjalan selama satu
bulan, ternyata luka di tangan remaja tersebut benar-benar sembuh dan
tangannya dapat berfungsi kembali.
Madu ternyata dapat menumpas spesies mikroba yang resisten
terhadap antibiotik buatan manusia. Penggunaan madu sebagai antibiotic
juga memiliki beberapa keunggulan antara lain :
• Pengobatan dengan madu tidak menimbulkan inflamasi
• Madu menyebabkan rasa sakit berkurang
• Madu membersihkan infeksi
• Madu menghilangkan bau pada luka
• Penyembuhan berjalan cepat tanpa menimbulkan bekas luka
• Madu bersifat antimicrobial yang dapat mencegah microba tumbuh
• Tidak menimbulkan rasa sakit pada saat penggantian pembalut karena tidak lengket
• Mempunyai stimulatory effect yang mempercepat tumbuhnya jaringan tubuh kembali
Hasil riset di universitas tersebut juga membuktikan madu lebih efektif dari antibiotik buatan manusia seperti silver sulfadiazine.
Sumber
Sumber